Saturday, 3 June 2017

Aktivis: Bukan Begitu Prov, Maksud Saya Bukan Profesor Tapi Provokator noreply@blogger.com (Guru Bijak)

@RUMAHINJECT@

ShareThisYO



MARTIRNKRI.COM - Amien Rais kini menjadi perbincangan publik menyusul namanya disebut oleh jaksa KPK pada kasus korupsi alat kesehatan dengan terdakwa mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Sapari. 

Jaksa menyebutkan Amien Rais menerima aliran dana Rp. 100 juta sebanyak enam kali. Media massa dan media sosial langsung heboh. Namun Amien Rais segera menggelar konperensi pers, tetapi tanpa tanya jawab, di rumahnya di Jakarta. Ia mengakui menerima uang Rp. 600 juta tetapi dari Sutrisno Bachir, bukan dari hasil korupsi alat kesehatan.


Tulisan ini bukan untuk membahas mengapa Amien Rais, tokoh reformasi 1998, yang menentang KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme) kok pada akhirnya menerima juga uang panas hasil korupsi. 
Tetapi tulisan ini mengenai hal yang ringan dan lucu suputar pendiri dan mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu. Makanya tulisan ini berjudul Mati Ketawa Cara Amien Rais.
Kata Abdurrahman Wahid, dirinya menjadi presiden sebenarnya hanya bermodal dengkul. Bahkan Gus Dur menambahkan, itu pun, dengkul Amien Rais. Semua tahu Amien Rais adalah tokoh kunci Poros Tengah yang berhasil “menjegal” Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, sebagai pemenang pemulu 1999. 
Namun Amien Rais pula yang menjadi tokoh kunci menurunkan Gus Dur pada 2001. Seperti lagu dangdut, “Kau yang mulai kau yang mengakhiri.’ Namun kalau Gus Dur ditanya mengapa Amien Rais tak bisa menjadi presiden, dengan enteng Gus Dur menjawab, untuk menjadi presiden tak bisa A-min, nilainya harus A-plus.
Pada awal 1998 saya dan aktivis Solidamor lainnya, ikut mendampingi Amien Rais bertemu Xanana Gusmao di LP Cipinang. Saat itu Xanana perlu bertemu sebanyak mungkin elit dan tokoh Indonesia untuk menjelaskan masa depan Timor Leste. 
Setelah bertemu Xanana, Amien Rais ditanya banyak wartawan tentang bagaimana pertemua dengan tokoh kemerdekaan Timor Leste itu. Amien Rais mengatakan, “Kata Pak Xanana saat ini situasi di Timor Timur aman kecuali di daerah Giri Lawang.” 
Hampir semua media mengutip Amien Rais yang menirukan  ucapan Xanana. Selidik punya selidik,  tak ada satu pun nama Giri Lawang di Timor Timur. Ternyata yang dimaksud Giri Lawang adalah gerilyawan.
Sudah bukan rahasia lagi Prof. Amien Rais adalah idola para mahasiswa dan aktivis pada 1998an. Bahkan banyak mahasiswa masuk UGM hanya karena ingin satu kampus dengan Amien Rais atau hanya sekadar ingin bersalaman dengannya. 
Tetapi sebagian besar mahasiswa dan aktivis itu kini sudah bertobat tak mengidolakan Amien Rais. Karena itu sering kita mendengar lelucon tentang Amien Rais yang pada pagi hari dipanggil prof dan siang hari dipanggil prof. Pada malamnya Amien Rais juga dipanggil prof. Amien heran dengan sosok aktivis, 
“Kalian pagi, siang dan malam memanggil saya prof memangnya kamu tahu saya ini profesor, guru besar?” Aktivis itu menjawab, “Bukan begitu prov, maksud saya bukan profesor tapi provokator.”
Konsistensi Amien Rais tentang perjuangan reformasi 1998 mendapat ujian pada 2014. Saat itu Amien Rais dan partainya mendukung Prabowo. 
Apa yang dikatakan Amien Rais pada 1998 yang menuntut diadilinya Prabowo, pada 2014 berbalik memuji-muji. Semua tahu inilah realitas politik. 
Bahkan Amien Rais dalam mendukung pasangan capresnya Prabowo-Hatta menggunakan sentimen agama, termasuk istilah Perang Badar (mungkin maksudnya perang bandar).
Mari kita bicara Amien Rais kekinian yang sedang tersengat aliran dana alkes Rp. 600 juta. Di media sosial banyak meme dan humor tentang tokoh yang sangat kritis terhadap Presiden Jokowi itu.
Ada seorang pemilik akun Facebook menulis “Kalau saya terbukti menerima Rp 600 juta saya akan jalan kaki Jogja-Jakarta” (Sarimin). Netizen tentu masih ingat janji Amien Rais yang akan jalan kaki Jakarta-Jogja jika Jokowi terpilih sebagai presiden, hingga kini belum dilakukan.
Di twitter juga ada yang mencuit tentang guyonan aliran dana ke Amien Rais. Simak dialog di bawah ini:
B: “Pak saya sudah transfer.
A: “Astaghfirullah.
B: “Sudah enam kali pak.
A: “Alhamdulillah.
Akun twitter lainnya menulis: “Coming Soon: The Six Hundred Million Rupiah Man”. Bagi netizen yang sudah cukup berumur tentu langsung ingat film seri di TVRI berjudul “The Six Million Dollar Man”. Film laga futuristik itu kemudian dibikin versi Indonesia oleh Warkop DKI. Peran utama Lee Majors dimainkan oleh Wahjo Sardono alias Dono Warkop.
Pemilik akun yang tampaknya penggemar penyanyi Raisa menulis di laman Facebook: “Belum lama kabar Raisa tunangan, jadi Hari Sedih Nasional. Kini kabar Rais diduga terima uang 600juta, jadi Hari Ngakak Nasional.” Pemilik akun yang sama menulis dialog imajiner:
Min: “Bib ana digoyang isu fulus 600juta. Pendapat antum?”
Bib: “Antum tenang aja. Ana yang kena pasal ‘goyang’ aja masih tenang”
Pada saat kejadian kabar Amin Rais menerima aliran dana korupsi alkes, bersamaan dengan Pekan Pancasila, dimana banyak netizen menggunakan photo profil merah putih bertuliskan Saya Indonesia. Saya Pancasila. 
Priya Husada, seorang aktivis, menulis status di Facebooknya: “Saya Indonesia. Saya terima duit 600jt apakah saya masih Pancasila?” Priya juga menulis, “Gw kan tokoh jadi kalo ada sahabat kasih 100jt selama 6 kali wajarlah gw kan tokoh besar. Sebarkan dan ketik amien…”
Itulah sebagian meme dan humor Amien Rais terkait aliran dana korupsi alkes Siti Fadilah Sapari ke rekening listriknya eh rekening banknya. 
Meskipun saat ini bulan puasa, tentu netizen tak bermaksud menghujat atau menuduh seseorang yang bisa mengurangi nilai puasa. Karena seperti seorang netizen menulis:
“Sesungguhnya puasa itu menahan hawa nafsu bukan menahan tawa. Jadi berpuasalah tanpa kehilangan rasa humor”. Netizen yang sama juga menulis status, “Sesungguhnya cobaan kamu pada bulan puasa lebih berat dari orang sebelum kamu. Karena orang sebelum kamu tak ada medsos.” 
Sumber : Tulisan Tri Agus S. Siswowiharjo via indeksberita.com
- http://ift.tt/2rEZKf8 - June 04, 2017 at 09:49AM

Share this

1 Response to "Aktivis: Bukan Begitu Prov, Maksud Saya Bukan Profesor Tapi Provokator noreply@blogger.com (Guru Bijak)"

  1. INI CERITA HIDUP SAYA TERANGKAT JADI PNS
    Drs. WARLI. M.Si (KEPALA BIRO KEPEGAWAIAN DI BKN PUSAT)
    No Hp Beliau: 0812 3634 4780
    Awal pengenalan saya dengan Pak Warli M.Si, saya lihat dari postingan teman saya yang telah jadi PNS yang telah dibantunya, saya sebenarnya saya tidak percaya tapi setelah saya lihat blog Suara PGRI http://www.suarapgri.com/2016/08/kabar-terbaru-bkn-usulkan-penambahan.html baru saya beranikan kembali bicara sama Beliau ternyata ada pengangkatan jalur khusus tanpa melalui pendaftaran umum yang telah dikeluarkan oleh BKN Pusat. Dan itu kebijakan yang diberikan Pak Bima Haria selaku kepala BKN Pusat.
    Dan saya seorang honorer baru saja lulus jadi PNS tahun lalu, dan cuma seorang Honorer di sekolah dasar, Sudah 8 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 5 kali mengikuti ujian, tidak pernah lolos bahkan saya sempat putus asah,namun teman saya memberikan no telf Bpk Drs. WARLI. M.Si yang bekerja di BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur 13640 sebagai Kepala Biro kepegawaian yang di kenalnya di BKN Jakarta, dan saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya,
    Saya berharap untuk ke depannya semakin banyak lagi yang bisa lulus dengan bantuan Bpk Drs. WARLI. M.Si. No telf beliau yang selalu aktif 0812 3634 4780. Selama kita masih berusaha maka di situ pasti ada jalan.,Terima kasih
    Waalaikumsalam Wr. Wb

    ReplyDelete